Thursday 5 September 2013

Balas pembantaian senjata kimia



Balas pembantaian senjata kimia, mujahidin membebaskan desa Hammam di Aleppo

Jum'at, 1 Zulqa'dah 1434 H / 6 September 2013 08:05
Balas pembantaian senjata kimia, mujahidin membebaskan desa Hammam di Aleppo
Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin
ALEPPO (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus senjata kimia pada Rabu (21/8/2013) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang dibawa oleh senjata kimia tersebut.
Sebagai pembalasan atas pembantaian dengan senjata kimia tersebut, Amir mujahidin Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani hafizhahullah mengumumkan rangkaian operasi jihad “mata dibalas dengan mata”. Operasi ketujuh dilakukan dengan menyerang dan menyisir desa Nushairiyah, Hammam, di Aleppo timur yang dipertahankan oleh sekitar 200 tentara Nushairiyah dan beberapa tank.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
logo-JN3
Pernyataan no. 382
Rangkaian perang mata dibalas dengan mata (7)
Penyerangan dan pembersihan desa Hammam di pinggiran Aleppo timur

Segala puji bagi Allah Yang Maha Merajai lagi Maha Tinggi, Yang telah memerintahkan kita untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan keadilan dan mensyariatkan kepada kita untuk melawan penyerangan dengan balasan setimpal. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada orang yang senantiasa tersenyum lagi ahli berperang, nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam, juga atas seluruh keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.
Para tentara Jabhah Nushrah [semoga Allah menjayakannya] telah bersumpah akan menimpakan sebagian penderitaan kepada tentara Nushairiyah seperti yang ditimpakan oleh tentara Nushairiyah kepada penduduk kita kaum muslimin.
Dalam rangkaian perang “mata dibalas dengan mata”, mujahidin merancang serangan terhadap desa Hammam, salah satu markas pertahanan terpenting rezim pasukan Nushairiyah di mana bermarkas di desa itu sekitar 200 tentara Nushairiyah dan milisi Syiah bayarannya, dua buah tank T 72 dan tank BMP serta beberapa meriam berat. Nilai penting desa Hammam terletak pada posisinya sebagai satu-satunya jalur pengiriman bantuan logistik, amunisi dan personil bagi pasukan Nushairiyah di kota Khanasir – Atsaria, provinsi Aleppo.
Mujahidin mempersiapkan sarana-sarana duniawi untuk peperangan ini, membawa nyawa mereka di tangan mereka, mengekang senjata, melepaskan diri dari daya upaya dan kekuatan mereka sendiri, lalu berserah diri kepada daya upaya dan kekuatan Allah Ta’ala semata, untuk menyerbu desa dari tiga arah. Mujahidin memilih waktu saat kegelapan malam semoga Allah menutup mata fisik dan mata batin pasukan Nushairiyah.
Setelah tenggelamnya matahari hari Senin, 19 Syawwal 1434 H / 26 Agustus 2013 M, meriam kaliber 23 mm, meriam kaliber 37 mm dan meriam Hawan kaliber 120 mm milik mujahidin mulai membombardir desa Hammam dan posko militer di desa tersebut sebagai langkah awal penyerbuan mujahidin. Bersamaan dengan serangan gencar dengan meriam dan tembakan senjata berat tersebut, mujahidin mulai menyusur maju dari gunung-gunung di dekat desa Hammam.
Saat mujahidin sampai di pokso militer, ternyata pasukan murtad Nushairiyah sudah kabur meninggalkannya, menuju kota Atsaria dengan membawa kekalahan. Padahal  mereka bermarkas di kawasan padang pasir yang terdiri dari gunung-gunung, di mana mereka telah memilih posisi di dua puncak gunung di kawasan tersebut, selain juga memiliki meriam-meriam dan senjata mesin berat. Namun apa yang dapat diperbuat oleh orang yang telah Allah campakkan rasa gentar ke dalam hatinya?
Mereka menarik mundur pasukannya tanpa menyadari bahwa para singa Jabhah Nushrah telah mengintai mereka. Mujahidin Jabhah Nushrah telah berjaga-jaga di jalan raya Atsaria – Hammam dan jalan raya Hammam – Atsaria untuk membunuh setiap tentara Nushairiyah yang lolos atau mundur. Begitu pasukan Nushairiyah tiba di desa Maragha yang dekat jaraknya dengan kota Atsaria, mujahidin Jabhah Nushrah langsung menyerang mereka demi membela kaum muslimin. Mujahidin menimpakan kerugian besar pada pasukan Nushairiyah, di mana mujahidin berhasil merampas meriam kaliber 37 mm, meriam kaliber 57 mm, meriam kaliber 23 mm, tank T 62, tank BMP, beberapa senjata mesin berat PKC dan senapan serbu lainnya. Segala puji bagi Allah semata.
Pada waktu bersamaan mujahidin melakukan penyisiran di dalam desa Hammam sehingga menemukan sejumlah tentara Nushairiyah yang bersembunyi. Salah seorang tentara bersembunyi di gunung, seorang tentara lainnya bersembunyi di dalam sumur dan seorang tentara lainnya bersembunyi di kandang ayam. Mujahidin memberitahu ketiga tentara tersebut bahwa pasukan mereka telah kabur dengan tank-tank mereka dan meninggalkan ketiga tentara tersebut begitu saja.
Hasil dari peperangan ini mujahidin menewaskan sedikitnya 15 tentara murtad Nushairiyah, membebaskan dan membersihkan sepenuhnya desa Hammam. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
 Mujahidin mengintai posko militer Hammam dan banyaknya tentara di sekitarnya

Mujahidin mengintai posko militer Hammam dan banyaknya tentara di sekitarnya

Mujahidin berangkat menuju desa Nushairiyah, Hammam
Mujahidin berangkat menuju desa Nushairiyah, Hammam
 Komandan menjelaskan langkah penyerangan kepada mujahidin

Komandan menjelaskan langkah penyerangan kepada mujahidin

Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin
Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin

Mujahidin berkumpul sebelum berangkat perang
Mujahidin berkumpul sebelum berangkat perang

Mujahidin terlibat baku tembak sengit dan menyerbu pertahanan pasukan Nushairiyah
Mujahidin terlibat baku tembak sengit dan menyerbu pertahanan pasukan Nushairiyah
Seorang ksatria Jabhah Nushrah menyerbu benteng pasukan Nushairiyah

Seorang ksatria Jabhah Nushrah menyerbu benteng pasukan Nushairiyah

Mayat sebagian tentara murtad Nushairiyah
Mayat sebagian tentara murtad Nushairiyah

Sebagian harta rampasan perang mujahidin
Sebagian harta rampasan perang mujahidin

Tank BMP yang direbut mujahidin (bagian dalam dan luar tank)
Tank BMP yang direbut mujahidin (bagian dalam dan luar tank)

Allah Maha Melaksanakan kehendak-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak memahaminya

Jabhah Nushrah
Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’

Jangan melupakan kami dalam doa Anda
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam

Jum’at, 23 Syawal 1434 H/30 Agustus 2013 M
(muhibalmajdi/arrahmah.com)

Mujahidin Suriah



Saat menghabiskan waktu dengan Mujahidin Suriah

Jum'at, 1 Zulqa'dah 1434 H / 6 September 2013 07:27
Saat menghabiskan waktu dengan Mujahidin Suriah
Ilustrasi
Pendakian itu sulit, menanjak melalui kebun kering pohon plum yang daunnya menguning dan buahnya berwarna gelap.  Mohammad, seorang pejuang Islam Suriah, berjalan di depan saya, ia memanjat empat sampai lima batu di atas saya yang terbentuk seperti anak tangga di sisi bukit.  Ini adalah waktu untuk berjalan-jalan santai di pegunungan hijau Jabal al-Akrad di barat laut provinsi Latakia.
Jet tempur MIG milik rezim terbang di atas kepala, menukik rendah dan menjatuhkan muatan mereka.  Saat itu adalah pertengahan Agustus sekitar pukul 13.40 waktu setempat dan jet tempur rezim telah melakukan sebelas serangan, disertai dua kali oleh helikopter tempur.
Ada bau hangus pohon terbakar, dibakar oleh artileri dan senjata lainnya.
Pada satu titik, Mohammad menjulurkan laras Kalashnikovnya ketimbang tangannya untuk membantu saya mencapai bukit.  Seperti banyak Muslim “konservatif”, ia tidak akan menyentuh wanita yang bukan kerabat dekatnya.  Dia telah melakukan hal ini dua kali sebelum menyadari ada peluru di sana.
Pemandangan panorama terlihat antara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan lawan-lawannya.  Tiga puncak kebun mawar berada di belakang kami, satu dikenal dengan Izay’a, Dahr Sahyoon dan lainnya Nabi Younes, yang tertinggi mencapai lebih dari seribu lima ratus meter di atas permukaan laut.  Masing-masing adalah posisi rezim.  Di depan kami, gumpalan asap tergantung di atas banyak desa di lembah dangkal dan bukit, dihuni oleh anggota sektr Alawiyah.  Sebelas desa telah dikuasai oleh Mujahidin Suriah di minggu pertama Agustus, pasukan Assad berhasil merebutnya kembali pada 19 Agustus dan kembali dikusai Mujahidin, begitu seterusnya.
Pertempuran di sini sangat penting, ini adalah jantung Assad, basis dukungannya.  Pertempuran di daerah ini dipimpin oleh koalisi Islam “konservatif” (baca : Mujahidin-red), dipelopori oleh Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) dan Suqoor el Ezz yang dipimpin oleh seorang Arab bernama Syeikh Sakr.  Koalisi termasuk Mujahidin Jabhah an-Nushrah, Brigade Ahrar al-Sham dan kelompok yang terdiri dari para pejuang asing dalam jumlah yang besar. Beberapa anggota FSA juga bertempur di sini, namun tidak masuk ke dalam kepemimpinan.
Dalam sebuah pemakaman baru di Tartiyah, sebuah desa kecil Sunni dekat Salma, sebagian besar nama bertuliskan tangan di atas lembaran putih sederhana yang berfungsi sebagai batu nisan adalah milik Muhajidun atau imigran.  Penduduk setempat menjulukinya sebagai “Pemakaman Muhajirun”.  Ada satu lagi yang lebih besar di Doreen.  Istilah ini mengacu pada Muslim awal yang bermigrasi dengan nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah, tetapi kini diterapkan untuk pejuang Islam asing.  Nama-nama di atas nisan tertulis : Abu Obaida il Tunisi, Abu Abdullah al-Moghrabi, Abu Falah il Kuwait dan tentu saja orang-orang Chechen.
Di tempat lain di Suriah dan luar negeri, lawan-lawan Assad (oposisi pro-demokrasi) melihat para pejuang asing ini dengan kecurigaan dan penghinaan terhadap pandangan “ultrakonservatif” mereka.  Yang lain mengatakan bahwa mereka membutuhkan pejuang asing itu sekarang untuk menggulingkan Assad dan bahwa ide-ide mereka tentang negara Islam di masa depan bisa dikesampingkan dan ditangani kemudian.
Tapi tidak ada kekhawatiran atau keraguan di sini, di antara pejuang Islam Suriah yang berjuang bersama Mujahidin dari luar negeri.
Pada malam terakhir, di halaman dalam dari sebuah rumah sederhana berlantai satu di mana saya tinggal, delapan warga Suriah dari beberapa unit menceritakan kisah keberanian Mujahidin asal Chechnya.  Mereka berbicara tentang bagaimana orang-orang Chechnya bertempur tanpa penutup, sebagai bagian dari upaya untuk meneror musuh secara psikologis dengan menunjukkan bahwa mereka tidak takut dan mereka mendesak warga Suriah untuk melakukan hal yang sama.
Rumah tersebut milik orang tua lanjut usia dari salah seorang Mujahid Jabhah an-Nushrah bernama Omar, yang baru berusia dua puluh tahun dan juga tinggal di sana.  Omar berada dalam barisan Ahrar al-Sham pada awal tahun namun kini bergabung dengan Jabhah an-Nushrah dan salah satu temannya mengatakan sambil bercanda bahwa ia “sudah dipromosikan” di masa mendatang akan bergabung dengan ISIS.
Omar merupakan sosok yang mengesankan, berpakaian layaknya banyak anggota Jabhah an-Nushrah lainnya, menghias kepalanya dengan lilitan kain hitam, memiliki raambut keriting sebahu dan memanjangkat jenggot namun tidak memiliki kumis. Baru-baru ini dia terkena tembakan sebanyak dua kali, di kakinya dan meskipun luka-lukanya masih dalam masa penyembuhan dan diperban, ia kembali bertempur di bagian terdepan.
Kami duduk sambil memakan plum, semangka dan pir di halaman diterangi oleh listrik yang diberikan dari desa-desa Sunni.  Musim dingin yang lalu, sebuah bom meledak di halaman belakang rumah itu, membunuh satu tetangga dan memotong kaki korban lainnya.  Ayah Omar,
Abu Anis menderita luka pecahan peluru di punggungnya.  Sebuah dinding rumah keluarga Omar menganga.  Telah ditambal secara kasar, tapi sebagian besar dinding luar masih terlihat bekas serangan.
Orang-orang yang secara terbuka meremehkan unit FSA (moderat-red) mengatakan mereka terlibat dalam “pariwisata” ini dan juga secara terbuka memusuhi kaum Alawiyah atau Nusyairiyah.  Bahkan walaupun Syiah menyebutnya mereka kafir.  “Mereka semua sama, mereka menganggap kami, Sunni, sebagai musuh.  Mereka semua terlibat dalam perang melawan kami,” ujar seorang pejuang.  “Mereka tidak akan mau tinggal di sini setelah ini,” ujar yang kedua yang berarti mereka telah menyapu desa-desa.  Para pria juga mengejek mereka dengan sebutan Ikhwanul Muslimin karena dianggap tidak berkomitmen dlaam keimanan.
“Kami menyebut Ikhwanul Muslimin, atau apapun yang penonton ingin,” ujar Mohammad yang mengenakan celana kamuflase hijau dan kaos hitam bertuliskan kalimat syahadat.
“Jika orang-orang mengatakan mereka ingin Syariah, mereka juga mengatakannya.  Jika orang lainnya mengatakan mereka menginginkan demokrasi, mereka mengatakan mereka menginginkannya.  Mereka hanya ingin berkuasa.”
Konsep Islam moderat adalah palsu, ujar Omar.  “Tidak ada hal-hal semacam itu, itu adalah ungkapan modern,” katanya.  Islam moderat berarti Islam yang sejalan dengan mereka, yang setuju dengan mereka, dengan Amerika, Eropa dan Iran, lanjut Omar.
Saat Omar berbicara, terjadi ledakan di dekatnya.  Itu adalah salah satu dari sembilan ledakan dalam waktu satu jam, tetapi hanya dua kali para pria itu melihat ke luar halaman.
“Para pengambil keputusan di negeri ini akan menjadi orang-orang dengan kekuatan militer,” ujar Mohammad.  “Jika mereka, FSA dan politikus oposisi, menginginkan negara sekuler dan memiliki kekuatan militer untuk menciptakannya, biarkan mereka.  Jika mereka memerangi kami karena proyek kami, kami akan menghadapi mereka.  Kami berjuang untuk agama, apa yang mereka perjuangkan?”
Omar memohon diri untuk pergi.  Salah satu rekannya di Jabhah an-Nushrah  asal Chechnya menikahi seorang Muslimah setempat pada malam itu.
Keesokan paginya, jet tempur keluar lebih awal, sebelum jam 9.00 pagi.  Ibu Omar, menyiapkan sarapan.  Dia selalu terlihat tengah memasak, baik untuk Omar dan rekan-rekannya atau untuk Brigade Ahrar al-Sham yang ia letakkan di depan jalan.
Kedelapan pria, yang bergabung dalam unit Ahrar al-Sham, mendengar dengan penuh perhatian walkie-talkie di tangan mereka.
“Abu Ali, mereka meminta (RPG).  Mereka mengatakan mereka dapat melihat tank,” ujar salah satu pesan.
“Kirim mereka roket,” ujar Omar kepada pria lain di dekatnya yang berdiri untuk menyampaikan pesan ke pejuang yang lebih dekat ke lapangan.
Di belakang rumah orang tua Omar, terdapat sebuah parit yang terlihat seperti kuburan dangkal.  Orang tua Omar bersembunyi di dalamnya setiap kali MIG melintas.  Em Anis, ibu Omar memiliki perhatian lain,  Ia selalu ingin memberi makan kepada pejuang Ahrar al-sham sebelum mereka kembali keluar (untuk bertempur).  “Mereka belum makan siang,” ujarnya.
Suaminya hanya menatapnya dan tersenyum.
Sebelumnya, Em Anis mengatakan kepada saya bahwa Omar telah melihat lima calon pengantin untuk dirinya, tetapi ia menyatakan bahwa calon istrinya harus memahami bahwa ia akan pergi ke mana pun Jihad membawanya, dan bahwa dia harus siap untuk menemaninya.  Sejauh ini, belum ada peminat.  (haninmazaya/arrahmah.com)
*diambil dari newyorker.com

Tuesday 3 September 2013

Kehidupan Glamor Asma Assad.

Asma, Hidup Diatas Genangan Darah dan Tumpukkan Mayat Rakyatnya

  Selasa, 03 Sep 2013

 

 

Damaskus (voa-islam.com) Sebuah tragedi yang sangat mengerikan berlangsung. Di mana setiap harinya, di Suriah berlangsung pembantaian  ratusan rakyat sipil, dan terakhir Bashar al-Assad, yang menjadi suami Asmaa, menyemprotkan senjata pemusnah massal terhadap rakyatnya.
Namun istri  Presiden Bashar al-Assad, tak peduli apa yang sedang terjadi terhadap rakyatnya, Asmaa terus berbelanja barang-barang mewah dan jam tangan yang mahal di pusat-pusat perbelanjaan di London,  ungkap laporan media Daily Mail, di London.
Sebuah koran Daily Mail, di London mengungkapkan Asmaa, isteri Bashar al-Assad memiliki kebiasaan memesan makanan dari Barat untuk anak-anaknya, membeli lampu seharga $ 450.000 dollar, dan memposting dirinya mengenakan aksesoris kebugaran yang harganya jutaan dollar.

Asma al-Assad saat ini berlindung di sebuah bunkar yang tahan serangan bom, dan menghindari serangan  yang sangat membahayakan jiwanya.
Sementara rakyat Suriah menunggu tindakan  internasional, dan  apakah Amerika Serikat akan melakukan invasi militer  ke Suriah? Asma yang mendapatkan julukan "mawar gurun" itu, juga disamakan dengan  Marie Antoinette, yaitu Ratu Perancis yang  hancur.
"Asma Assad tidak memiliki hati. Dia terobsesi dengan barang-barang mewah dan indah yang dia lihat", ujar Ayman Abdel Nour, mantan penasehat Presiden Bashar al-Assad,  seperti dikutip dalam artikel,"Dia berada di pusat pengadilan orang bodoh".
Seorang perempuan yang menjadi "First Lady", itu selalu mendapatkan pengawalan yang sangat ketat, beberapa tahun terakhir ini, sesudah perang berkecamuk di Suriah.
First Lady Suriah menikah dengan Presiden Suriah sejak tahun 2000. Ia dibesarkan di London dan mempelajari ilmu komputer dan sastra Perancis di universitas  London.

Dia bekerja sebagai bankir di JP Morgan perusahana bank terkemuka milik jaringan Yahudi, yang berpusat di London, saat di mana ia bertemu Assad yang belajar bedah mata.
Pada Maret 2011, majalah Vogue yang terbit di Amerika Serikat menerbitkan profilnya yang penuh kontroversi dengan judul, "A Rose in the Desert", yang menggambarkan Asma sebagai perempuan muda yang sangat glamour, dan sangat identik dengan kemewahan".

Namun, semua itu akan berakhir, dan tak ada yang tidak berakhir dalam kehidupan ini. Khadafy yang berkuasa selama 40 tahun, akhirnya musnah, seperti ditelah bumi.
Ada sebuah analog yang akan menggambarkan, bagaimana menghadapi karakter manusia seperti Asmaa dan Bashar al-Assad itu.
Seperti para raja yang berselisih terhadap sikap orang yang berada di dalalm penjara, tetapi ia tidak merasa tersiksa di dalam penjara. Padahal, ia sudah mengalami cambukan banyak sekali.
Karena siksaan itu belum dirasakan oleh si tawanan, raja memerintahkan agar penjaranya dipindah di sebuah ruang yang lebih sempit dari sebelumnya untuk menjalani siksaan yang lebih berat. Tetapi, kondisi yang sangat berat itu,  tetap dia tidak berubah.
Setiap kali dilaporkan tentang kondisinya yang tidak berubah itu, raja meminta agar penyiksaan ditambah lagi dengan hukuman yang lebih berat. Namun, keadaan orang itu tidak berubah juga. Sampai akhirnya raja memerintahkan untuk membunuhnya.
Seperti itulah kondisi seorang hamba yang terus menentang Allah Rabbul alamin, dan berbuat dosa besar. Hamba itu mula-mula bermaksiat dan berbuat maksiat sedikit demi sedikit, dan bertambah lama, bertambah besar perbuatan maksiat yang dilakukan. Bahkan, melakukan dosa besar yang sangat membuat Allah Rabul alamin menjadi sangat murka.
Sampai tidak ada lagi pintu taubat dan ampunan dari Allah Azza wa Jalla, dan kemudian hamba itu mendapatkan bencana yang sangat dahsyat, dan tidak lagi dapat dibayangkan oleh akal sang hamba itu. Kelak di akhirat.
Bashar al-Assad setiap hari membunuh ratusan rakyatnya,  sementara itu, Asmaa isterinya terus menikmati kehidupan mewah, seakan tak terjadi apa-apa, dan tetap berbelanja barang-barang mewah, dan makanan Barat, bagi anak-anaknya.
Bagaimana nanti nasib Asma dan Bashar al-Assad yang hidup diatas gelimangan darah dan tumpukkan mayat rakyatnya, yang setiap hari dibunuhi itu?

Mujahidin.



Mujahidin merebut markas pertahanan udara di gunung Qalamun pinggiran Damaskus

Selasa, 27 Syawwal 1434 H / 3 September 2013 16:30
Mujahidin merebut markas pertahanan udara di gunung Qalamun pinggiran Damaskus
DAMASKUS (Arrahmah.com) – Operasi-operasi gabungan yang dilakukan oleh mujahidin Islam di Damaskus dan pinggiran Damaskus semakin melemahkan pasukan rezim Nushairiyah Suriah.
Mujahidin Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah dan Liwa’ al-Islam menggelar operasi gabungan “Perang ketundukan hanya kepada Allah semata” di kota Qalamun, pinggiran Damaskus pada Ahad (1/9/2013), laporan situs resmi Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah. Operasi gabungan kedua kelompok jihad ini dipimpin langsung oleh Amir mujahidin Liwa’ al-Islam, Syaikh Zahran al-Alusy.
Dalam pertempuran pada Senin (2/9/2013) mujahidin Liwa’ al-Islam berhasil merebut markas Pasukan Pertahanan Udara di gunung Qalamun. Melalui pertempuran sengit mujahidin menghancurkan beberapa tank dan senjata mesin berat pasukan Nushairiyah. Mujahidin juga merebut sedikitnya sebuah tank T 72 dan sebuah tank Shilka, laporan Koordinator Ghautah Timur.
Pekik takbir membahana di wilayah gunung Qalamun saat mujahidin berkeliling dan melakukan penyisiran di sekitar markas Pasukan Pertahanan Udara. Pasukan Nushairiyah Suriah terbirit-birit melarikan diri. Keberhasilan merebut markas Pasukan Pertahanan Udara di gunung Qalamun didahului oleh pembebasan posko-posko militer dan markas Brigade 81 pasukan tank di desa Ruhaibah, kota Qalamun.

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=cBCQp_3Xa30
(muhibalmajdi/arrahmah.com)

Intel AS tentang senjata kimia di suriah.



Ternyata intel AS telah mengetahui rencana pembantaian senjata kimia Suriah 3 hari sebelum serangan

Selasa, 28 Syawwal 1434 H / 3 September 2013 22:40

WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebelum serangan mematikan yang dilakukan oleh Rezim Nushairiyah Suriah, intelijen salibis AS dilaporkan telah mengetahui rencana serangan senjata kimia yang mengancam nyawa penduduk sipil Suriah tersebut sebelumnya, namun mereka malah membiarkannya, lansir PC pada Selasa (3/9/2013).
Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus dengan senjata kimia pada Rabu (21/8) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang terkandung dalam senjata kimia tersebut.
Badan-badan intelijen kafir Amerika dilaporkan telah memiliki indikasi bahwa Rezim Nushairiyah Suriah siap untuk meluncurkan serangan kimia mematikan tersebut sejak tiga hari sebelumnya.
Terungkapnya hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan untuk Gedung Putih yang kemudian berusaha menutupinya dengan menggalang dukungan Kongres dan publik Internasional untuk melakukan aksi militer terhadap Rezim Suriah tanpa menggulingkan Bashar Assad, sebuah langkah yang kembali menimbulkan pertanyaan baru.
Diantara sejumlah pertanyaan yang begitu mengganggu Gedung Putih tersebut adalah mengapa AS kemudian tidak mengumumkan informasi penting temuan mereka dan mencoba mencegah serangan itu dari awal saja. Pertanyaan baru yang juga muncul kemudian ialah mengapa AS berencana melakukan aksi militer terhadap Suriah namun tanpa menyerang Assad yang jelas-jelas mereka yakini sebagai dalang di balik serangan senjata kimia biadab tersebut. Dengan demikian, sebenarnya apa tujuan AS dalam merencanakan intervensi militer terhadap Suriah.
Dalam sambungan telepon dengan para wartawan pada Jumat (30/8) siang, seorang pejabat senior Gedung Putih menolak untuk mengomentari mengapa informasi ini tidak mereka sebarkan untuk keselamatan rakyat Suriah.
Laporan intelijen salibis AS juga mengungkap informasi, yang selama ini mereka tutupi, bahwa Rezim Nushairiyah Suriah telah menggunakan senjata kimia mematikan selama setahun terakhir untuk mencoba merebut dan menguasai wilayah-wilayah strategis Suriah. (banan/arrahmah.com)

Sunday 1 September 2013

Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah.



Terungkap, Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah 10 bulan setelah revolusi pecah.



Senin, 26 Syawwal 1434 H / 2 September 2013 06:45
Terungkap, Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah 10 bulan setelah revolusi pecah
LONDON (Arrahmah.com) – Inggris membiarkan perusahaan menjual bahan kimia untuk Suriah yang bisa digunakan untuk membuat gas saraf, lapor Sunday Mail kemarin (1/9/2013).
Izin ekspor untuk kalium fluoride dan sodium fluoride diberikan beberapa bulan setelah perang pecah di Suriah.
Bahan kimia ini bisa digunakan untuk membuat senjata kimia seperti sarin, dianggap sebagai gas saraf yang digunakan dalam serangan brutal di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai Mujahidin yang membunuh sedikitnya 1.600 orang termasuk ratusan anak-anak beberapa hari lalu.
Pasukan rezim kafir Assad bertanggung jawab atas serangan itu yang menyebabkan seruan untuk respon bersenjata dari negara-negara Barat.
Anggota parlemen Inggris menentang bergabung dengan Amerika dalam serangan.  Namun tadi malam, Barack Obama mengatakan ia akan meminta persetujuan Kongres untuk mengambil tindakan militer.
Lisensi ekspor kimia diberikan oleh Departemen Bisnis Inggris pada Januari 2012, 10 bulan setelah revolusi Suriah pecah.
Pemimpin SNP di Westminster, Angus Robertson mengatakan : “Saya akan membesarkan masalah ini di parlemen sesegera mungkin untuk mencari tahu pemeriksaan apa yang telah dilakukan pemerintah Inggris mengenai kemana zat-zat kimia itu pergi dan digunakan untuk apa.”
“Menyetujui penjualan bahan kimia yang bisa dikonversi menjadi senjata mematikan selama perang sipil adalah masalah yang sangat serius,” lanjutnya berargumen.
Beberapa rincian muncul pada bulan Juli lalu mengenai penjualan bahan kimia oleh Inggris ke Suriah, namun kapan ekspor tersebut dilakukan belum diketahui.
Pemerintah Inggris menolak untuk mengidentifikasi pemegang lisensi.
Bahan kimia dalam bentuk bubuk dan sangat beracun.  Profesor Alastair Hay, seorang ahli toksikologi lingkungan di Universitan Leeds mengatakan : “Mereka memiliki berbagai kegunaan industri.”
“Namun ketika anda membuat gas saraf, Anda memasukkan elemen fluoride dan itulah yang memberikan sifat racunnya.”
“Fluoride adalah kunci untuk membuat amunisi tersebut.” (haninmazaya/arrahmah.com)

Saturday 24 August 2013

serangan rudal tentara Assad



40 orang meninggal dunia di Bustan al-Qassar Aleppo dalam serangan rudal tentara Assad

Sabtu, 10 Syawwal 1434 H / 17 Agustus 2013 08:31
40 orang meninggal dunia di Bustan al-Qassar Aleppo dalam serangan rudal tentara Assad
ALEPPO (Arrahmah.com) - Tentara Bashar Assad kembali melakukan pembantaian di Bustan al-Qassar di Aleppo, Suriah. Rudal ditembakkan oleh tentara Assad ke daerah tersebut sehingga menghancurkan bangunan di sekitarnya, menurut laporan para aktivis Suriah, seperti dilansir Zaman alwasl.
Dalam serangan tersebut juga dilaporkan sekitar 40 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Dalam sebuah video yang dipublikasikan media lokal Bostan alqaser melalui Youtube, serangan tembakan masih berlangsung ketika orang-orang sedang berkumpul di reruntuhan bangunan.
Sementara ini belum ada laporan lebih lanjut mengenai korban.

http://www.youtube.com/watch?v=cH4rP5bUb5Q&feature=player_embedded

(siraaj/arrahmah.com)

Tewaskan ribuan orang



Tewaskan ribuan orang, mantan operator drone AS buka suara

Ahad, 30 Rajab 1434 H / 9 Juni 2013 11:09
Tewaskan ribuan orang, mantan operator drone AS buka suara
MISSOULA, MONTANA, USA, OCTOBER 27 2012: Brendan Bryant, 27, pauses near Missoula. After six years as an Air Force drone Sensor Operator, Bryant has been diagnosed with Post Traumatic Stress Syndrom. He flew missions in Iraq and Afghanistan, during which he saw both U.S. soldiers and Afghan civilans killed. Working side by side with the pilot, the drone's Sensor Operator watches targets (sometimes for hours or days) and tags them with a laser just before the pilot shoots the drone's missile (photo Gilles Mingasson for Der Spiegel).
Selama lebih dari lima tahun, Brandon Bryant bekerja untuk Angkatan Udara AS, membantu mengoperasikan beberapa pesawat tak berawak, kendaraan paling kontroversial di dunia. Dalam sebuah wawancara di NBC News pada hari Kamis (6/6/2013), dia menggambarkan trauma psikologis yang dia derita setelah berhenti menjadi operator drone.
Bryant memberikan gambaran tentang adegan mengerikan saat senjata-senjata mematikan yang disebut-sebut telah membunuh lebih dari 1.600 orang itu membidik target mereka hingga misi dianggap “sukses”.
drone
“Orang yang berlari itu, dia kehilangan kaki kanannya,” kenangnya. “Dan saya menyaksikan orang itu kehabisan darah,” kata Bryant yang menjelaskan bahwa dia dan timnya bisa menyaksikan insiden itu di layar komputer mereka. Bryant kemudian berkata bahwa ketika pria itu meninggal, tubuhnya menjadi dingin. Hal itu terlihat dari citra termal yang berubah, sampai akhirnya tubuh pria itu terlihat menjadi sama dengan warna tanah.
Bryant mengatakan adegan seperti itu akhirnya membuatnya merasa seperti “sosiopat” yang telah “kehilangan respek terhadap kehidupan.” Dia kemudian berhenti dari Angkatan Udara AS.
operasi drone room
Ruang pengoperasian drone
Bryant mengatakan bahwa dia kini menderita berbagai gangguan seperti kemarahan dan susah tidur. Dia juga telah didiagnosa menderita gangguan stres Post-traumatic Stress Disorder (PTSD).
Pada bulan Desember, dalam wawancaranya dengan surat kabar Jerman Der Spiegel, Bryant menjelaskan bahwa dia yakin salah satu dari serangan-nya telah tidak sengaja membunuh seorang anak. Atasannya malah bersikeras bahwa anak itu adalah seekor anjing.
Banyak korban yang telah gugur dalam serangan pesawat tak berawak AS. Richard Engel dan Robert Windrem dari NBC News melaporkan pada hari Rabu bahwa laporan intelijen rahasia dari CIA telah menunjukkan bahwa tidak selalu diketahui siapa yang ditargetkan dan siapa yang terbunuh dalam serangan drone di Pakistan selama periode 14 bulan.
David Wood dari HuffPost melaporkan bahwa di bulan Mei para operator drone merasakan ketegangan emosional sebagai akibat dari pekerjaan mereka:
Sebagian besar stres “berasal dari ketidakberdayaan yang bisa mereka rasakan,” kata Mayor Angkatan Udara Shauna Sperry, psikolog yang telah bekerja di dalam fasilitas ini sejak November. “Mereka begitu muda,” kata Sperry kepada The Huffington Post. “Mereka melakukan apa yang ‘harus’ mereka lakukan, tapi ada banyak korban yang berjatuhan.”
Ditanya tentang “cedera moral,” pelanggaran prinsip-prinsip moral seseorang, dia berkata: “Itu deskripsi yang cukup akurat dari apa yang beberapa orang di sini alami, mereka melihat hal itu terjadi dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubahnya.”
Anehnya, meskipun begitu nyata kompleksitas dan kontroversi seputar penggunaan drone, jajak pendapat Wall Street Journal / NBC News yang dirilis pada hari Rabu menemukan bahwa 66 persen orang Amerika malah mendukung serangan menggunakan pesawat tak berawak AS. Hanya 16 persen yang mengatakan bahwa mereka menentang penggunaan drone. (banan/arrahmah.com)

Friday 23 August 2013

Ratusan anak di bantai di suriah.

Pembantaian ratusan anak - anak menjadi korban senjata kimia di suriah.
 


Ratusan anak-anak menjadi korban pembantaian senjata kimia rezim Suriah
Ya Allah dosa apakah yang mereka perbuat ,anak-anak yang masih suci tidak punya dosa di bantai
tanpa ampun oleh resim suriah yang sangat kejam.

lebih dari 1.400 warga muslim suriah termasuk ratusan anak- anak mereka telah gugur dalam serangan senjata kimia oleh rezim nushairiyah  suriah di distrik Gauthah Damaskus.

informasi tentang penggunaan senjata kimia oleh  rezim diktaktor Assad Telah di konformasi oleh tenaga
medis,lansir KC pada kamis (22/08/2013)

saksi mata mengatakan bahwa rudal rudal dengan zat beracun diluncurkan dari bukit qassiouns,titik pandang
divisi tentara ke-4 loyalis Assad pada malam 21 agustus.

puluhan video dan foto yang mengkonfirmasikan pembantaian dengan senjata kimia ini telah di posting di internet .
namun, media barat terus menutupi pembantaian ini dengan bahasa skeptis.

http://www.youtube.com/watch?v=keXF8Igu_Eg&feature=player_embedded

sementara itu,dokter mengatakan  kepada wartawan bahwa gejala utama,terutama di kalangan anak-anak ,
adalah tesedak,serta air liur berlebihan,serta penglihatan kabur.

video, yang diposting  di internet, dengan jelas mendokumentasikan kondisi korban akibat serangan senjata
kimia tersebut.

banyak dari mereka termasuk anak-anak, yang mengalami kejang- kejang,sementara yang lain terbaring diam,seperti tercekik atau mati lemas,para korban tidak memiliki luka yang terlihat.

http://www.youtube.com/watch?v=ifJ8jfZdQoo&feature=player_embedded#t=0

sementara itu ,rezim Assad mencoba untuk menyangkal fakta-fakta yang ada dengan mengklaim bahwa
penggunaan senjata kimia itu di duga di gunakan oleh oposisi.

beberapa negara,termasuk Rusia ,juga  aktif turut serta dalam perang  informasi.
mencoba menutupi kebiadaban rezim Assad,"mengkonfirmasi"fakta serangan rudal dan penggunaan senjata
kimia ini ,namun malah menuding mujahidin yang melakukannya.

perlu di ingat pada musim gugur tahun 1999,sebuah taktis sebuah serangan rudal darat di pasar central
di ibukota chechnya di lakukan atas perintah Vladimir putin,akibat serangan itu lebih dari 200 pedagang,
sebagian besar perempuan gugur dan ratusan orang terluka.

namun putin malah mengklaim bahwa ledakan itu merupakan konflik antara pedagang senjata
di pasar grozny.

http://www.youtube.com/watch?v=XKb4cLHFqDw&feature=player_embedded

(banan/arrahmah.com)



Wednesday 21 August 2013

Bashar al-Assad Melakukan Pembunuhan Massal.

Bashar al-Assad Melakukan Pembunuhan Massal Dengan Senjata Kimia.

 

Damaskus (voa-islam.com) Rezim Syiah Alawiyyin Suriah yang dipimpin Bashar al-Assad yang didukung ribuan milisi Syiah Hisbullan Lebonan, menggunakan senjata kimia menyerang dan menghancurkan kekuatan-kekuatan pejuang Islam di pinggiran Damaskus, ungkap oposisi Suriah, Rabu, 21/8/2013.
Sementara itu, pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, yang berlangsung di New York,  menyerukan segera penyelidikan terhadap penggunaan senjata kimia serangan senjata oleh pasukan Suriah dipinggiran ibukota Damaskus.
Oposisi Suriah menuduh pemerintah pada hari Rabu menggunakan senjata kimia untuk menyerang wilayah yang dikuasai pejuang Islam di timur Damaskus, dan menewaskan ratusan orang, ungkapnya.

Serangan yang yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad itu bersamaan dengan kunjungan tim 20-anggota PBB ke Damaskus. TIM PBB yang datang ke Damaskus hanya memiliki mandat menyelidiki tiga tuduhan sebelumnya tentang  penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah.
Wartawanan Al Jazeera John Terrett menyampaikan laporan dari PBB, di New York : "Ada kekhawatiran yang kuat di antara anggota
Dewan tentang tuduhan dan pengertian umum bahwa harus ada kejelasan tentang apa yang terjadi dan situasi di Suriah," kata Duta Besar Argantina di PBB, Maria Cristina Perceval, kepada wartawan setelah  pertemuan darurat Dewan Keamaan PBB.
Maria menambahkan bahwa anggota Dewan - yang diberi penjelasan singkat oleh Wakil Sekretaris Jenderal Jan Eliasson mengatakan, bahwa " Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menyambut tekad untuk menjamin penyelidikan menyeluruh, imparsial dan cepat", ujarnya.
Amerika Serikat, Inggris dan Perancis di antara sekitar 35 negara yang menyerukan Sekjen PBB memberikan mandat kepada penyidik ​​Ake Sellstrom, dan timnya yang saat ini berada di Suriah melakukan penyelidikan insiden itu sesegera mungkin.
Diplomat PBB, bagaimanapun, mengatakan Rusia dan Cina menentang langkah-langkah penyelidikan yang akan dilakukan oleh Dewan Keamanann PBB.
'Benar-Benar Terjadi
Video dibagikan oleh para aktivis, yang tidak bisa diverifikasi secara independen, menunjukkan petugas medis menyelamatkan anak-anak  yang menjadi korban senjata kimian oleh pasukan Suriah. Rumah sakti sangat kuwalahan menolong para korban senjata kimia.
Ada laporan  mengenai korban tewas, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kelompok pengawas berbasis di Inggris, mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 100 orang.
Salim Idriss, kepala militer dari Tentara Pembebasan Suriah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 1.600 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
"Rezim Suriah mengejek PBB dan kekuatan-kekuatan besar ketika menyerang target dekat Damaskus, tapi mengirim penyilidik PBB  hanya masalah kecil," katanya.
Angkatan bersenjata Suriah membantah keras penggunaan senjata kimia, dan televisi negara mengatakan tuduhan itu dibuat untuk mengalihkan perhatian para peneliti PBB.
Uni Eropa mengutuk penggunaan senjata kimia yang diduga sebagai "tidak dapat diterima".
"Kami sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang hal ini, tetapi jika diverifikasi ini benar akan menjadi eskalasi mengejutkan dari penggunaan senjata kimia di Suriah. Kami bertekad orang yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban, "kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Ralf Trapp, seorang ahli senjata kimia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dengan tim PBB yang ada di negara itu, penyelidikan yang sangat efektif dapat dilakukan.
"Ini bisa dilakukan dengan sangat cepat, karena Anda sekarang dalam kerangka waktu [dari beberapa jam atau hari setelah serangan itu] sehingga Anda dapat menemukan agen yang sebenarnya atau produk degradasi agen, dalam sampel biologis dan juga di lingkungan, "katanya, berbicara dari Perancis.

Para pejuang  Islam di pinggiran Suriah mengatakan roket dengan bahan kimia digunakan untuk memukul kota-kota dipinggiran Damaskus seperti Ain Tarma, Zamalka dan Jobar, selama serangan  fajar.
Pusat pemantauan Kantor Media Damaskus, mengutip angka dikumpulkan dari rumah-rumah sakit,  mengatakan 150 mayat ditemukan di Hammouriya, 100 mayat di Kfar Batna, 67 mayat di Saqba, 61 mayat di Douma, 76 mayat di Mouadamiya dan 40 mayat tempat lain di pinggiran kota Damaskus.
Mereka menambahkan bahwa setidaknya 90 persen dari mereka dibunuh oleh gas dan sisanya dengan tembakan.
Suriah dikatakan memiliki salah satu cadangan terbesar di dunia senjata kimia, termasuk gas mustard dan agen saraf sarin. Senjara kimian itu pernah pula digunakan Saddam Husien menyerang wilayah Kurdi di Halabjah menewaskan ratusan orang, di tahun l986.

Pada bulan Juni, AS mengatakan pihaknya memiliki bukti yang meyakinkan bahwa rezim Bashar al-Assad menggunakan senjata tersebut terhadap kekuatan oposisi. Tetapi, sampai hari ini Amerika Serikat dan Eropat tidak bertindak apapun terhadap Suriah. mshd/ab

Wednesday 10 July 2013

Seorang ulama Suriah



Seorang ulama Suriah serukan perlawanan di jantung markas Alawiyah

Kamis, 3 Ramadhan 1434 H / 11 Juli 2013 07:11
Seorang ulama Suriah serukan perlawanan di jantung markas Alawiyah
DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang ulama Suriah berpengaru yang juga menjadi salah seorang komandan pejuang Suriah, mendesak seluruh pejuang Suriah untuk memfokuskan perang mereka di jantung markas Alawiyah untuk menciptakan “keseimbangan teror” dan membantu mengubah gelombang konflik, pada Rabu (10/7/2013).
Setelah merebut saluran besar di Suriah utara dan timur dan beberapa di pusat, Mujahidin Suriah melanjutkan perjuangan untuk melemahkan cengkeraman Assad atas kebanyakan kota besar dan kubu Alawiyahnya di sepanjang pantai Mediterania yang sejauh ini belum tersentuh oleh konflik.
“Kita harus berkonsentrasi pada benterng-benteng mereka dan tempat tinggal mereka dan infrastruktur mereka.  Jika Alawi terus hidup dalam damai dan rasa aman, mereka tidak akan berpengaruh dengan kebrutalan rezim.  Mereka tidak akan berpikir  untuk meninggalkan Assad,” ujar Syeikh Anas Ayrout seperti dilansir Al Arabiya.
Dia memimpin demonstrasi jalanan di kota pesisir Banias pada awal revolusi sebelum membentuk salah satu pasukan perlawanan paling berpengaruh dan berkuasa.
Pejuang Ayrout adalah bagian dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA), sebuah kelompok payung yang terdiri dari beberapa formasi yang paling tangguh dengan ribuan pejuang.
“(Alawi) merasa santai sementara daerah yang telah keluar dari kendali rezim selalu di bawah penembakan (pasukan rezim), selalu kesakitan,” ujar Ayrout mengacu terutama daerah Sunni di utara, tengah dan timur Suriah.  “Jika Anda tidak menciptakan keseimbangan teror, pertempuran tidak akan habis.”
Selama perang di Suriah terjadi, laporan PBB mengatakan lebih dari 100.000 nyawa telah melayang.
Ayrout mengakui bahwa pejuang yang beroperasi di Jabal Al Akrad dan Jabal Al Turkman, dua daerah pegunungan yang menghadap pantai dan berada di bawah penembakan terus-menerus, telah mengusir Alawi dari sana.
“Kami harus mengusir mereka dari rumah mereka seperti mereka mengantarkan kami keluar.  Mereka harus merasakan sakit seperti kami merasakan sakit,” ujar Ayrout kepada Reuters melalui sambungan telepon.
“Kami tidak mendukung perang sektarian.  Tapi mereka yang membawanya sendiri,” lanjutnya.
“Mereka lebih memilih untuk berada di sisi Assad dan sejumlah besar di antara mereka kini bertanggung jawab atas kerusakan dan pembunuhan.  Mereka akan menghadapi pengadilan jika mereka ingin terus tinggal bersama kami.”
Alawiyah merupakan salah satu sekte Syiah, mereka kaum minoritas di Suriah namun mendominasi struktur kekuasaan Suriah.  Mereka mengontrol tentara dan aparat keamanan selama beberapa dekade.
Selama pemerintahan 1970-2000 di bawah Hafez al Assad, banyak Alawi yang pindah ke kota-kota dan menduduki pekerjaan penting dalam tubuh militer dan pemerintahan.
Alawi kini sebagian besar berada di pesisir, menguasai dua pelabuhan utama, Latakia dan Tartous yang berfungsi sebagai saluran pengiriman senjata dari Rusia ke pasukan Assad.  (haninmazaya/arrahmah.com)

Saturday 8 June 2013

Mujahidin Suriah



Mujahidin Suriah kini bersiap di perbatasan "Israel"

Sabtu, 29 Rajab 1434 H / 8 Juni 2013 10:00
Mujahidin Suriah kini bersiap di perbatasan "Israel"
Tentara Zionis sedang menjaha perbatasan Golan Heights
GOLAN (Arrahmah.com) – Angkatan Pertahanan “Israel” atau IDF (Israel Defence Forces) memverifikasi laporan pada Kamis (6/6/2013) pagi bahwa pasukan Mujahidin Suriah telah menaklukkan bagian kota Golan, Quneitra, dan menempatkan mujahidin secara langsung di perbatasan “Israel”.
Pejabat IDF mengakui bahwa pengambilalihan wilayah tersebut oleh pasukan Mujahidin merupakan “perkembangan yang signifikan”, lansir INN.
Selama pertempuran antara Mujahidin dan pasukan tentara boneka Suriah, sebuah mortir jatuh di sebuah pangkalan pengamat PBB di wilayah itu. Seorang pegawai PBB terluka. Para pejabat IDF telah menyarankan pekerja pertanian “Israel” di daerah perbatasan untuk menjauh dari perbatasan.
Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai kelompok Mujahidin Suriah di mana salah satu yang paling dominan adalah Jabhah an-Nushrah, telah berjuang untuk mengambil alih sebanyak mungkin wilayah Suriah dan menempatkannya di bawah hukum Syariah Islam.
Golan
Beberapa minggu yang lalu, Jabhah an-Nushrah mengambil posisi dekat dengan perbatasan Suriah dengan “Israel”. Dalam sebuah video yang dirilis di Youtube, pasukan Mujahidin terlihat melakukan latihan di wilayah Dar’a Suriah selatan, tepat di sebelah Golan.
Dalam latihan itu, mujahidin benar-benar mengambil alih sebuah bangunan, menggunakan senjata dan bom. Mereka juga terlihat bersemangat berjuang di jalan Allah dan bersumpah membalas kelompok Alawiah dan Syiah di Suriah.
Menurut para ahli militer “Israel”, video tersebut membuktikan kekuatan tempur yang terlatih dan termotivasi. Ahli militer “Israel” juga menilai bahwa Jabhah an-Nushrah jelas lebih dibekali dan terlatih dengan baik daripada kelompok Mujahidin lainnya, serta telah memasukkan sejumlah besar kaum Sunni dan para pembelot dari tentara boneka Suriah.
Sementara itu, Jabhah an-Nushrah sendiri menegaskan bahwa membebaskan Suriah adalah urutan pertama perjuangan mereka. Setelah itu Jabhah an-Nushrah akan membuat Zionis mengakhiri penjajahan mereka, pertama-tama dari Golan, dan kemudian di seluruh Palestina. (banan/arrahmah.com)

Wednesday 29 May 2013

15 Mujahidin Suriah syahid (insya Allah)




15 Mujahidin Suriah syahid (insya Allah), sejumlah besar tentara Assad tewas di Jabal Naubah


Kamis, 20 Rajab 1434 H / 30 Mei 2013 08:13
15 Mujahidin Suriah syahid (insya Allah), sejumlah besar tentara Assad tewas di Jabal Naubah
mujahidin jayshul hur fi hamah
JABAL AKROD (Arrahmah.com) – Pada Rabu (29/5/2013), pertempuran sengit terjadi di Jabal Naubah, sebuah jalur strategis antara Jabal Akrod dengan Jabal Turkman, Suriah antara Mujahidin dengan pasukan rezim Alawiyah.
Menurut rilisan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang diterima oleh arrahmah.com,  Tim 1 Media untuk Suriah yang tergabung dalam FIPS melaporkan langsung dari medan jihad Jabal Akrod, bahwa 15-20 Mujahidin gugur syahid (semoga Allah menerima mereka) dalam pertempuran tersebut. Sementara sekitar 50 Mujahidin menderita luka-luka dan sekarang dirawat di beberapa rumah sakit.
Di antara 15 Mujahidin yang gugur itu adalah Abul Abd Shayigh. Shayigh adalah komandan katibah (batalyon) yang tergabung dalam Liwa Ahbabullah pimpinan Abu Ubaidah Al-Falistini.
Pertempuran yang dimulai sejak waktu fajar, Rabu (29/5), hingga pukul 4 sore tadi melibatkan sekitar 700 Mujahidin, di mana mereka terdiri dari katibah-katibah di bawah pimpinan langsung para komandan katibah tersebut.
Lebih lanjut laporan mengatakan bahwa “korban” di pihak tentara Bashar Assad lebih banyak dan mereka berhasil dipukul mundur oleh Mujahidin. Selain itu, sejumlah tentara Assad juga ditangkap dan ditawan oleh Mujahidin.
Dan, saat ini wilayah pertempuran telah dikuasai oleh Mujahidin, Al-hamdulillah. (siraaj/arrahmah.com)

“Mujahidin Cita-citakan Daulah Islamiyah di Suriah”



Abu Ubaidah: “Mujahidin Cita-citakan Daulah Islamiyah di Suriah”

Redaksi – Kamis, 20 Rajab 1434 H / 30 Mei 2013 05:20 WIB

pejuangsuriahKomandan Liwa/Brigade Ahbabullah  di Suriah, Abu Ubaidah Al Falistini, menegaskan bahwa yang dicita-citakan oleh Mujahidin adalah tegaknya Daulah Islamiyah di suriah yang menjadi contoh awal pemerintahan Islam di dunia.
Abu Ubaidah menyatakan hal ini, sehubungan dengan situasi di suriah yang telah lebih 40 tahun dikuasai penguasa Syiah Nushairiyah yang sangat kejam dan biadab, sehingga melahirkan revolusi Rabbaniyah yang banyak mengundang Mujahidin dari berbagai dunia untuk berjihad membebaskan tanah Syam ini dari rezim zalim.
Demikian penegasan Abu Ubaidah yang disampaikan kepada Tim 1 Media untuk Suriah, Selasa (28/5/2013) malam di Kota Salma, Jabal Akrod.
Abu Ubaidah adalah seorang Mujahid yang berasal dari Palestina yang kemudian hijrah ke Suriah. Ia dipercaya oleh Mujahidin Syam menjadi Pemimpin di Brigade Liwa Ahbabullah. Pengalaman Jihadnya cukup banyak, di antaranya Abu Ubaidah pertama kali bergabung di Front Pembebasan Palestina, lalu di Libanon dia bergabung ke dalam pasukan Mujahidin yang juga memerangi Milisi Syiah Hizbullah selama lebih kurang 15 tahun.
Dengan pengalaman Jihadnya inilah, Abu Ubaidah diangkat menjadi Komandan Mujahidin Liwa Ahbabullah di Suriah. (Tim 1 Media/Bumisyam.com/eramuslim.com)

Syiah Hizbullah Menantang Ultimatum FSA



Syiah Hizbullah Menantang Ultimatum FSA dengan Menambah Kiriman Pasukan ke Qusayr

Redaksi – Kamis, 20 Rajab 1434 H / 30 Mei 2013 06:17 WIB

tentara hizbHizbullah Syiah Lebanon, tampaknya memilih melawan atas ultimatum 24 jam yang ditetapkan pada hari Selasa oleh Komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) untuk segera mengakhiri keterlibatan kelompok Syiah tersebut dalam konflik Suriah.
Pasukan tambahan Syiah Hizbullah telah dikirim untuk memperkuat pasukan rezim untuk memerangi pejuang pembebasan di kota perbatasan strategis, Qusayr, pengamat untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada hari Rabu.
Jet tempur rezim Assad mulai membom pada Rabu pagi di zona pejuang oposisi , pasukan rezim mempersiapkan untuk meluncurkan serangan besar, menurut pengawas.
Kekerasan terbaru ini terjadi setelah Brigadir Jenderal Salim Idris, Komandan Staf Militer FSA, mengatakan: “Jika serangan Hizbullah [di] wilayah Suriah tidak berhenti dalam waktu 24 jam, kami akan mengambil semua langkah-langkah untuk berburu Hizbullah, bahkan di neraka. ”
Dia menambahkan bahwa milisi Islam Sunni dari Libanon pun telah bergabung dengan pertempuran untuk membela pejuang pembebasan Suriah.
Pengendalian Qusayr menjadi sangatlah penting bagi para semua pihak karena menjadi tempat transit utama bagi mereka dan untuk senjata yang dikirim dari seberang perbatasan di Lebanon.
“Jika Qusayr jatuh ke tangan rezim, itu akan menjadi pukulan keras bagi pejuang Suriah karena rute yang digunakan untuk membawa logistic persenjataan mereka dari Libanon akan ditutup,” kata kepala Observatorium berbasis di Inggris.
“Kalau Qusayr tidak strategis pejuang pembebasan tidak akan berjuang habis habisan mati dan rezim beserta Hizbullah pun tidak akan membawa artileri kelas berat mereka,” tambah Abdul Rahman.
Iran yang mendukung Hizbullah, sekutu dekat Assad, mengirim hampir 1.700 pejuang untuk Qusayr lebih dari seminggu yang lalu untuk mendukung serangan rezim di kubu pejuang pembebasan Suriah, menurut AFP. (Arby/KH)

Wednesday 22 May 2013

Warga Iran



Rabu, 22 May 2013

Warga Iran Gabung bersama Syi'ah Hizbullah Bantu Tentara Assad Serbu Qushair

SURIAH (voa-islam.com) - Seorang pejabat AS mengatakan pada Selasa (21/5/2013) bahwa warga Iran sedang bekerja bersama militan Syi'ah Hizbullah untuk mendukung tentara Suriah dalam bertempur untuk merebut kembali benteng pejuang oposisi di Qushair.

"Ini adalah upaya yang paling nyata oleh Hizbullah yang telah kita lihat untuk terlibat langsung dalam pertempuran di Suriah sebagai kekuatan asing, dan kami memahami ada juga para warga Iran di sana," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada para wartawan.

Informasi tersebut berdasarkan pada laporan dari para komandan pejuang oposisi Tentara Pembebasan Suriah, tapi ia tidak dapat memberikan perkiraan berapa banyak militan Syi'ah Hizbullah atau warga Iran yang terlibat, dan peran apa tepatnya yang sedang Iran mainkan.

"Saya tidak tahu bahwa mereka terlibat langsung dalam pertempuran, tapi saya tidak berpikir orang-orang yang sedang saya bicarakan mengetahui diri mereka sendiri," kata pejabat itu kepada wartawan yang bepergian dengan Menlu AS John Kerry.

"Ini merupakan hal yang penting untuk dicatat - implikasi langsung dari orang asing di tanah Suriah untuk rezim Bashar Al-Assad," ia mengingatkan pada sebuah seruan konferensi di Muscat.

Banyak komandan oposisi melaporkan bahwa pasukan dari milisi kuat Syi'ah Hizbullah Libanon "secara langsung terlibat dalam pertempuran di jalanan. Mereka mengatakan bahwa orang-orang mereka ... bertempur secara langsung melawan para komandan Hizbullah."

"Peran Iran dan peran Hizbullah telah berkembang selama beberapa bulan terakhir," ia memperingatkan menjelang pertemuan Teman Suriah yang akan diselenggarakan di Yordania pada hari Rabu.

Para pengamat telah mengatakan bahwa para militas Syi'ah Hizbullah yang memimpin pertempuran untuk Qusayr di provinsi Homs, tiga hari setelah rezim Suriah mulai menyerang untuk mendapatkan kembali kendali atas kota tersebut.

Kota ini adalah hadiah strategis karena itu terletak di jalan raya utama antara Damaskus dan pantai Mediterania, dan juga mengontrol rute pasokan pejuang oposisi dari pelabuhan Tripoli yang mayoritas Muslim Sunni di negara tetangga Libanon.

Oposisi Suriah telah menyuarakan keprihatinan bahwa "ketika pasukan rezim pergi ke Qusayr, jika mereka merebut wilayah itu, bahwa akan ada pembantaian terhadap penduduk sipil," tambahnya, seraya menekankan bahwa "masih ada ribuan warga sipil di kota itu."

"Dunia menyaksikan ini dan kita menonton ini dan kami akan tahu apakah mereka melakukan pembantaian .. dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka," pejabat AS itu memperingatkan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad. (st/ahram)