Thursday 5 September 2013

Balas pembantaian senjata kimia



Balas pembantaian senjata kimia, mujahidin membebaskan desa Hammam di Aleppo

Jum'at, 1 Zulqa'dah 1434 H / 6 September 2013 08:05
Balas pembantaian senjata kimia, mujahidin membebaskan desa Hammam di Aleppo
Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin
ALEPPO (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus senjata kimia pada Rabu (21/8/2013) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang dibawa oleh senjata kimia tersebut.
Sebagai pembalasan atas pembantaian dengan senjata kimia tersebut, Amir mujahidin Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani hafizhahullah mengumumkan rangkaian operasi jihad “mata dibalas dengan mata”. Operasi ketujuh dilakukan dengan menyerang dan menyisir desa Nushairiyah, Hammam, di Aleppo timur yang dipertahankan oleh sekitar 200 tentara Nushairiyah dan beberapa tank.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
logo-JN3
Pernyataan no. 382
Rangkaian perang mata dibalas dengan mata (7)
Penyerangan dan pembersihan desa Hammam di pinggiran Aleppo timur

Segala puji bagi Allah Yang Maha Merajai lagi Maha Tinggi, Yang telah memerintahkan kita untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan keadilan dan mensyariatkan kepada kita untuk melawan penyerangan dengan balasan setimpal. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada orang yang senantiasa tersenyum lagi ahli berperang, nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam, juga atas seluruh keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du.
Para tentara Jabhah Nushrah [semoga Allah menjayakannya] telah bersumpah akan menimpakan sebagian penderitaan kepada tentara Nushairiyah seperti yang ditimpakan oleh tentara Nushairiyah kepada penduduk kita kaum muslimin.
Dalam rangkaian perang “mata dibalas dengan mata”, mujahidin merancang serangan terhadap desa Hammam, salah satu markas pertahanan terpenting rezim pasukan Nushairiyah di mana bermarkas di desa itu sekitar 200 tentara Nushairiyah dan milisi Syiah bayarannya, dua buah tank T 72 dan tank BMP serta beberapa meriam berat. Nilai penting desa Hammam terletak pada posisinya sebagai satu-satunya jalur pengiriman bantuan logistik, amunisi dan personil bagi pasukan Nushairiyah di kota Khanasir – Atsaria, provinsi Aleppo.
Mujahidin mempersiapkan sarana-sarana duniawi untuk peperangan ini, membawa nyawa mereka di tangan mereka, mengekang senjata, melepaskan diri dari daya upaya dan kekuatan mereka sendiri, lalu berserah diri kepada daya upaya dan kekuatan Allah Ta’ala semata, untuk menyerbu desa dari tiga arah. Mujahidin memilih waktu saat kegelapan malam semoga Allah menutup mata fisik dan mata batin pasukan Nushairiyah.
Setelah tenggelamnya matahari hari Senin, 19 Syawwal 1434 H / 26 Agustus 2013 M, meriam kaliber 23 mm, meriam kaliber 37 mm dan meriam Hawan kaliber 120 mm milik mujahidin mulai membombardir desa Hammam dan posko militer di desa tersebut sebagai langkah awal penyerbuan mujahidin. Bersamaan dengan serangan gencar dengan meriam dan tembakan senjata berat tersebut, mujahidin mulai menyusur maju dari gunung-gunung di dekat desa Hammam.
Saat mujahidin sampai di pokso militer, ternyata pasukan murtad Nushairiyah sudah kabur meninggalkannya, menuju kota Atsaria dengan membawa kekalahan. Padahal  mereka bermarkas di kawasan padang pasir yang terdiri dari gunung-gunung, di mana mereka telah memilih posisi di dua puncak gunung di kawasan tersebut, selain juga memiliki meriam-meriam dan senjata mesin berat. Namun apa yang dapat diperbuat oleh orang yang telah Allah campakkan rasa gentar ke dalam hatinya?
Mereka menarik mundur pasukannya tanpa menyadari bahwa para singa Jabhah Nushrah telah mengintai mereka. Mujahidin Jabhah Nushrah telah berjaga-jaga di jalan raya Atsaria – Hammam dan jalan raya Hammam – Atsaria untuk membunuh setiap tentara Nushairiyah yang lolos atau mundur. Begitu pasukan Nushairiyah tiba di desa Maragha yang dekat jaraknya dengan kota Atsaria, mujahidin Jabhah Nushrah langsung menyerang mereka demi membela kaum muslimin. Mujahidin menimpakan kerugian besar pada pasukan Nushairiyah, di mana mujahidin berhasil merampas meriam kaliber 37 mm, meriam kaliber 57 mm, meriam kaliber 23 mm, tank T 62, tank BMP, beberapa senjata mesin berat PKC dan senapan serbu lainnya. Segala puji bagi Allah semata.
Pada waktu bersamaan mujahidin melakukan penyisiran di dalam desa Hammam sehingga menemukan sejumlah tentara Nushairiyah yang bersembunyi. Salah seorang tentara bersembunyi di gunung, seorang tentara lainnya bersembunyi di dalam sumur dan seorang tentara lainnya bersembunyi di kandang ayam. Mujahidin memberitahu ketiga tentara tersebut bahwa pasukan mereka telah kabur dengan tank-tank mereka dan meninggalkan ketiga tentara tersebut begitu saja.
Hasil dari peperangan ini mujahidin menewaskan sedikitnya 15 tentara murtad Nushairiyah, membebaskan dan membersihkan sepenuhnya desa Hammam. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.
 Mujahidin mengintai posko militer Hammam dan banyaknya tentara di sekitarnya

Mujahidin mengintai posko militer Hammam dan banyaknya tentara di sekitarnya

Mujahidin berangkat menuju desa Nushairiyah, Hammam
Mujahidin berangkat menuju desa Nushairiyah, Hammam
 Komandan menjelaskan langkah penyerangan kepada mujahidin

Komandan menjelaskan langkah penyerangan kepada mujahidin

Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin
Pembacaan surat Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani untuk mengangkat moral mujahidin

Mujahidin berkumpul sebelum berangkat perang
Mujahidin berkumpul sebelum berangkat perang

Mujahidin terlibat baku tembak sengit dan menyerbu pertahanan pasukan Nushairiyah
Mujahidin terlibat baku tembak sengit dan menyerbu pertahanan pasukan Nushairiyah
Seorang ksatria Jabhah Nushrah menyerbu benteng pasukan Nushairiyah

Seorang ksatria Jabhah Nushrah menyerbu benteng pasukan Nushairiyah

Mayat sebagian tentara murtad Nushairiyah
Mayat sebagian tentara murtad Nushairiyah

Sebagian harta rampasan perang mujahidin
Sebagian harta rampasan perang mujahidin

Tank BMP yang direbut mujahidin (bagian dalam dan luar tank)
Tank BMP yang direbut mujahidin (bagian dalam dan luar tank)

Allah Maha Melaksanakan kehendak-Nya akan tetapi kebanyakan manusia tidak memahaminya

Jabhah Nushrah
Yayasan Media Al-Manarah al-Baidha’

Jangan melupakan kami dalam doa Anda
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam

Jum’at, 23 Syawal 1434 H/30 Agustus 2013 M
(muhibalmajdi/arrahmah.com)

Mujahidin Suriah



Saat menghabiskan waktu dengan Mujahidin Suriah

Jum'at, 1 Zulqa'dah 1434 H / 6 September 2013 07:27
Saat menghabiskan waktu dengan Mujahidin Suriah
Ilustrasi
Pendakian itu sulit, menanjak melalui kebun kering pohon plum yang daunnya menguning dan buahnya berwarna gelap.  Mohammad, seorang pejuang Islam Suriah, berjalan di depan saya, ia memanjat empat sampai lima batu di atas saya yang terbentuk seperti anak tangga di sisi bukit.  Ini adalah waktu untuk berjalan-jalan santai di pegunungan hijau Jabal al-Akrad di barat laut provinsi Latakia.
Jet tempur MIG milik rezim terbang di atas kepala, menukik rendah dan menjatuhkan muatan mereka.  Saat itu adalah pertengahan Agustus sekitar pukul 13.40 waktu setempat dan jet tempur rezim telah melakukan sebelas serangan, disertai dua kali oleh helikopter tempur.
Ada bau hangus pohon terbakar, dibakar oleh artileri dan senjata lainnya.
Pada satu titik, Mohammad menjulurkan laras Kalashnikovnya ketimbang tangannya untuk membantu saya mencapai bukit.  Seperti banyak Muslim “konservatif”, ia tidak akan menyentuh wanita yang bukan kerabat dekatnya.  Dia telah melakukan hal ini dua kali sebelum menyadari ada peluru di sana.
Pemandangan panorama terlihat antara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan lawan-lawannya.  Tiga puncak kebun mawar berada di belakang kami, satu dikenal dengan Izay’a, Dahr Sahyoon dan lainnya Nabi Younes, yang tertinggi mencapai lebih dari seribu lima ratus meter di atas permukaan laut.  Masing-masing adalah posisi rezim.  Di depan kami, gumpalan asap tergantung di atas banyak desa di lembah dangkal dan bukit, dihuni oleh anggota sektr Alawiyah.  Sebelas desa telah dikuasai oleh Mujahidin Suriah di minggu pertama Agustus, pasukan Assad berhasil merebutnya kembali pada 19 Agustus dan kembali dikusai Mujahidin, begitu seterusnya.
Pertempuran di sini sangat penting, ini adalah jantung Assad, basis dukungannya.  Pertempuran di daerah ini dipimpin oleh koalisi Islam “konservatif” (baca : Mujahidin-red), dipelopori oleh Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) dan Suqoor el Ezz yang dipimpin oleh seorang Arab bernama Syeikh Sakr.  Koalisi termasuk Mujahidin Jabhah an-Nushrah, Brigade Ahrar al-Sham dan kelompok yang terdiri dari para pejuang asing dalam jumlah yang besar. Beberapa anggota FSA juga bertempur di sini, namun tidak masuk ke dalam kepemimpinan.
Dalam sebuah pemakaman baru di Tartiyah, sebuah desa kecil Sunni dekat Salma, sebagian besar nama bertuliskan tangan di atas lembaran putih sederhana yang berfungsi sebagai batu nisan adalah milik Muhajidun atau imigran.  Penduduk setempat menjulukinya sebagai “Pemakaman Muhajirun”.  Ada satu lagi yang lebih besar di Doreen.  Istilah ini mengacu pada Muslim awal yang bermigrasi dengan nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah, tetapi kini diterapkan untuk pejuang Islam asing.  Nama-nama di atas nisan tertulis : Abu Obaida il Tunisi, Abu Abdullah al-Moghrabi, Abu Falah il Kuwait dan tentu saja orang-orang Chechen.
Di tempat lain di Suriah dan luar negeri, lawan-lawan Assad (oposisi pro-demokrasi) melihat para pejuang asing ini dengan kecurigaan dan penghinaan terhadap pandangan “ultrakonservatif” mereka.  Yang lain mengatakan bahwa mereka membutuhkan pejuang asing itu sekarang untuk menggulingkan Assad dan bahwa ide-ide mereka tentang negara Islam di masa depan bisa dikesampingkan dan ditangani kemudian.
Tapi tidak ada kekhawatiran atau keraguan di sini, di antara pejuang Islam Suriah yang berjuang bersama Mujahidin dari luar negeri.
Pada malam terakhir, di halaman dalam dari sebuah rumah sederhana berlantai satu di mana saya tinggal, delapan warga Suriah dari beberapa unit menceritakan kisah keberanian Mujahidin asal Chechnya.  Mereka berbicara tentang bagaimana orang-orang Chechnya bertempur tanpa penutup, sebagai bagian dari upaya untuk meneror musuh secara psikologis dengan menunjukkan bahwa mereka tidak takut dan mereka mendesak warga Suriah untuk melakukan hal yang sama.
Rumah tersebut milik orang tua lanjut usia dari salah seorang Mujahid Jabhah an-Nushrah bernama Omar, yang baru berusia dua puluh tahun dan juga tinggal di sana.  Omar berada dalam barisan Ahrar al-Sham pada awal tahun namun kini bergabung dengan Jabhah an-Nushrah dan salah satu temannya mengatakan sambil bercanda bahwa ia “sudah dipromosikan” di masa mendatang akan bergabung dengan ISIS.
Omar merupakan sosok yang mengesankan, berpakaian layaknya banyak anggota Jabhah an-Nushrah lainnya, menghias kepalanya dengan lilitan kain hitam, memiliki raambut keriting sebahu dan memanjangkat jenggot namun tidak memiliki kumis. Baru-baru ini dia terkena tembakan sebanyak dua kali, di kakinya dan meskipun luka-lukanya masih dalam masa penyembuhan dan diperban, ia kembali bertempur di bagian terdepan.
Kami duduk sambil memakan plum, semangka dan pir di halaman diterangi oleh listrik yang diberikan dari desa-desa Sunni.  Musim dingin yang lalu, sebuah bom meledak di halaman belakang rumah itu, membunuh satu tetangga dan memotong kaki korban lainnya.  Ayah Omar,
Abu Anis menderita luka pecahan peluru di punggungnya.  Sebuah dinding rumah keluarga Omar menganga.  Telah ditambal secara kasar, tapi sebagian besar dinding luar masih terlihat bekas serangan.
Orang-orang yang secara terbuka meremehkan unit FSA (moderat-red) mengatakan mereka terlibat dalam “pariwisata” ini dan juga secara terbuka memusuhi kaum Alawiyah atau Nusyairiyah.  Bahkan walaupun Syiah menyebutnya mereka kafir.  “Mereka semua sama, mereka menganggap kami, Sunni, sebagai musuh.  Mereka semua terlibat dalam perang melawan kami,” ujar seorang pejuang.  “Mereka tidak akan mau tinggal di sini setelah ini,” ujar yang kedua yang berarti mereka telah menyapu desa-desa.  Para pria juga mengejek mereka dengan sebutan Ikhwanul Muslimin karena dianggap tidak berkomitmen dlaam keimanan.
“Kami menyebut Ikhwanul Muslimin, atau apapun yang penonton ingin,” ujar Mohammad yang mengenakan celana kamuflase hijau dan kaos hitam bertuliskan kalimat syahadat.
“Jika orang-orang mengatakan mereka ingin Syariah, mereka juga mengatakannya.  Jika orang lainnya mengatakan mereka menginginkan demokrasi, mereka mengatakan mereka menginginkannya.  Mereka hanya ingin berkuasa.”
Konsep Islam moderat adalah palsu, ujar Omar.  “Tidak ada hal-hal semacam itu, itu adalah ungkapan modern,” katanya.  Islam moderat berarti Islam yang sejalan dengan mereka, yang setuju dengan mereka, dengan Amerika, Eropa dan Iran, lanjut Omar.
Saat Omar berbicara, terjadi ledakan di dekatnya.  Itu adalah salah satu dari sembilan ledakan dalam waktu satu jam, tetapi hanya dua kali para pria itu melihat ke luar halaman.
“Para pengambil keputusan di negeri ini akan menjadi orang-orang dengan kekuatan militer,” ujar Mohammad.  “Jika mereka, FSA dan politikus oposisi, menginginkan negara sekuler dan memiliki kekuatan militer untuk menciptakannya, biarkan mereka.  Jika mereka memerangi kami karena proyek kami, kami akan menghadapi mereka.  Kami berjuang untuk agama, apa yang mereka perjuangkan?”
Omar memohon diri untuk pergi.  Salah satu rekannya di Jabhah an-Nushrah  asal Chechnya menikahi seorang Muslimah setempat pada malam itu.
Keesokan paginya, jet tempur keluar lebih awal, sebelum jam 9.00 pagi.  Ibu Omar, menyiapkan sarapan.  Dia selalu terlihat tengah memasak, baik untuk Omar dan rekan-rekannya atau untuk Brigade Ahrar al-Sham yang ia letakkan di depan jalan.
Kedelapan pria, yang bergabung dalam unit Ahrar al-Sham, mendengar dengan penuh perhatian walkie-talkie di tangan mereka.
“Abu Ali, mereka meminta (RPG).  Mereka mengatakan mereka dapat melihat tank,” ujar salah satu pesan.
“Kirim mereka roket,” ujar Omar kepada pria lain di dekatnya yang berdiri untuk menyampaikan pesan ke pejuang yang lebih dekat ke lapangan.
Di belakang rumah orang tua Omar, terdapat sebuah parit yang terlihat seperti kuburan dangkal.  Orang tua Omar bersembunyi di dalamnya setiap kali MIG melintas.  Em Anis, ibu Omar memiliki perhatian lain,  Ia selalu ingin memberi makan kepada pejuang Ahrar al-sham sebelum mereka kembali keluar (untuk bertempur).  “Mereka belum makan siang,” ujarnya.
Suaminya hanya menatapnya dan tersenyum.
Sebelumnya, Em Anis mengatakan kepada saya bahwa Omar telah melihat lima calon pengantin untuk dirinya, tetapi ia menyatakan bahwa calon istrinya harus memahami bahwa ia akan pergi ke mana pun Jihad membawanya, dan bahwa dia harus siap untuk menemaninya.  Sejauh ini, belum ada peminat.  (haninmazaya/arrahmah.com)
*diambil dari newyorker.com

Tuesday 3 September 2013

Kehidupan Glamor Asma Assad.

Asma, Hidup Diatas Genangan Darah dan Tumpukkan Mayat Rakyatnya

  Selasa, 03 Sep 2013

 

 

Damaskus (voa-islam.com) Sebuah tragedi yang sangat mengerikan berlangsung. Di mana setiap harinya, di Suriah berlangsung pembantaian  ratusan rakyat sipil, dan terakhir Bashar al-Assad, yang menjadi suami Asmaa, menyemprotkan senjata pemusnah massal terhadap rakyatnya.
Namun istri  Presiden Bashar al-Assad, tak peduli apa yang sedang terjadi terhadap rakyatnya, Asmaa terus berbelanja barang-barang mewah dan jam tangan yang mahal di pusat-pusat perbelanjaan di London,  ungkap laporan media Daily Mail, di London.
Sebuah koran Daily Mail, di London mengungkapkan Asmaa, isteri Bashar al-Assad memiliki kebiasaan memesan makanan dari Barat untuk anak-anaknya, membeli lampu seharga $ 450.000 dollar, dan memposting dirinya mengenakan aksesoris kebugaran yang harganya jutaan dollar.

Asma al-Assad saat ini berlindung di sebuah bunkar yang tahan serangan bom, dan menghindari serangan  yang sangat membahayakan jiwanya.
Sementara rakyat Suriah menunggu tindakan  internasional, dan  apakah Amerika Serikat akan melakukan invasi militer  ke Suriah? Asma yang mendapatkan julukan "mawar gurun" itu, juga disamakan dengan  Marie Antoinette, yaitu Ratu Perancis yang  hancur.
"Asma Assad tidak memiliki hati. Dia terobsesi dengan barang-barang mewah dan indah yang dia lihat", ujar Ayman Abdel Nour, mantan penasehat Presiden Bashar al-Assad,  seperti dikutip dalam artikel,"Dia berada di pusat pengadilan orang bodoh".
Seorang perempuan yang menjadi "First Lady", itu selalu mendapatkan pengawalan yang sangat ketat, beberapa tahun terakhir ini, sesudah perang berkecamuk di Suriah.
First Lady Suriah menikah dengan Presiden Suriah sejak tahun 2000. Ia dibesarkan di London dan mempelajari ilmu komputer dan sastra Perancis di universitas  London.

Dia bekerja sebagai bankir di JP Morgan perusahana bank terkemuka milik jaringan Yahudi, yang berpusat di London, saat di mana ia bertemu Assad yang belajar bedah mata.
Pada Maret 2011, majalah Vogue yang terbit di Amerika Serikat menerbitkan profilnya yang penuh kontroversi dengan judul, "A Rose in the Desert", yang menggambarkan Asma sebagai perempuan muda yang sangat glamour, dan sangat identik dengan kemewahan".

Namun, semua itu akan berakhir, dan tak ada yang tidak berakhir dalam kehidupan ini. Khadafy yang berkuasa selama 40 tahun, akhirnya musnah, seperti ditelah bumi.
Ada sebuah analog yang akan menggambarkan, bagaimana menghadapi karakter manusia seperti Asmaa dan Bashar al-Assad itu.
Seperti para raja yang berselisih terhadap sikap orang yang berada di dalalm penjara, tetapi ia tidak merasa tersiksa di dalam penjara. Padahal, ia sudah mengalami cambukan banyak sekali.
Karena siksaan itu belum dirasakan oleh si tawanan, raja memerintahkan agar penjaranya dipindah di sebuah ruang yang lebih sempit dari sebelumnya untuk menjalani siksaan yang lebih berat. Tetapi, kondisi yang sangat berat itu,  tetap dia tidak berubah.
Setiap kali dilaporkan tentang kondisinya yang tidak berubah itu, raja meminta agar penyiksaan ditambah lagi dengan hukuman yang lebih berat. Namun, keadaan orang itu tidak berubah juga. Sampai akhirnya raja memerintahkan untuk membunuhnya.
Seperti itulah kondisi seorang hamba yang terus menentang Allah Rabbul alamin, dan berbuat dosa besar. Hamba itu mula-mula bermaksiat dan berbuat maksiat sedikit demi sedikit, dan bertambah lama, bertambah besar perbuatan maksiat yang dilakukan. Bahkan, melakukan dosa besar yang sangat membuat Allah Rabul alamin menjadi sangat murka.
Sampai tidak ada lagi pintu taubat dan ampunan dari Allah Azza wa Jalla, dan kemudian hamba itu mendapatkan bencana yang sangat dahsyat, dan tidak lagi dapat dibayangkan oleh akal sang hamba itu. Kelak di akhirat.
Bashar al-Assad setiap hari membunuh ratusan rakyatnya,  sementara itu, Asmaa isterinya terus menikmati kehidupan mewah, seakan tak terjadi apa-apa, dan tetap berbelanja barang-barang mewah, dan makanan Barat, bagi anak-anaknya.
Bagaimana nanti nasib Asma dan Bashar al-Assad yang hidup diatas gelimangan darah dan tumpukkan mayat rakyatnya, yang setiap hari dibunuhi itu?

Mujahidin.



Mujahidin merebut markas pertahanan udara di gunung Qalamun pinggiran Damaskus

Selasa, 27 Syawwal 1434 H / 3 September 2013 16:30
Mujahidin merebut markas pertahanan udara di gunung Qalamun pinggiran Damaskus
DAMASKUS (Arrahmah.com) – Operasi-operasi gabungan yang dilakukan oleh mujahidin Islam di Damaskus dan pinggiran Damaskus semakin melemahkan pasukan rezim Nushairiyah Suriah.
Mujahidin Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah dan Liwa’ al-Islam menggelar operasi gabungan “Perang ketundukan hanya kepada Allah semata” di kota Qalamun, pinggiran Damaskus pada Ahad (1/9/2013), laporan situs resmi Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah. Operasi gabungan kedua kelompok jihad ini dipimpin langsung oleh Amir mujahidin Liwa’ al-Islam, Syaikh Zahran al-Alusy.
Dalam pertempuran pada Senin (2/9/2013) mujahidin Liwa’ al-Islam berhasil merebut markas Pasukan Pertahanan Udara di gunung Qalamun. Melalui pertempuran sengit mujahidin menghancurkan beberapa tank dan senjata mesin berat pasukan Nushairiyah. Mujahidin juga merebut sedikitnya sebuah tank T 72 dan sebuah tank Shilka, laporan Koordinator Ghautah Timur.
Pekik takbir membahana di wilayah gunung Qalamun saat mujahidin berkeliling dan melakukan penyisiran di sekitar markas Pasukan Pertahanan Udara. Pasukan Nushairiyah Suriah terbirit-birit melarikan diri. Keberhasilan merebut markas Pasukan Pertahanan Udara di gunung Qalamun didahului oleh pembebasan posko-posko militer dan markas Brigade 81 pasukan tank di desa Ruhaibah, kota Qalamun.

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=cBCQp_3Xa30
(muhibalmajdi/arrahmah.com)

Intel AS tentang senjata kimia di suriah.



Ternyata intel AS telah mengetahui rencana pembantaian senjata kimia Suriah 3 hari sebelum serangan

Selasa, 28 Syawwal 1434 H / 3 September 2013 22:40

WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebelum serangan mematikan yang dilakukan oleh Rezim Nushairiyah Suriah, intelijen salibis AS dilaporkan telah mengetahui rencana serangan senjata kimia yang mengancam nyawa penduduk sipil Suriah tersebut sebelumnya, namun mereka malah membiarkannya, lansir PC pada Selasa (3/9/2013).
Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus dengan senjata kimia pada Rabu (21/8) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang terkandung dalam senjata kimia tersebut.
Badan-badan intelijen kafir Amerika dilaporkan telah memiliki indikasi bahwa Rezim Nushairiyah Suriah siap untuk meluncurkan serangan kimia mematikan tersebut sejak tiga hari sebelumnya.
Terungkapnya hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan untuk Gedung Putih yang kemudian berusaha menutupinya dengan menggalang dukungan Kongres dan publik Internasional untuk melakukan aksi militer terhadap Rezim Suriah tanpa menggulingkan Bashar Assad, sebuah langkah yang kembali menimbulkan pertanyaan baru.
Diantara sejumlah pertanyaan yang begitu mengganggu Gedung Putih tersebut adalah mengapa AS kemudian tidak mengumumkan informasi penting temuan mereka dan mencoba mencegah serangan itu dari awal saja. Pertanyaan baru yang juga muncul kemudian ialah mengapa AS berencana melakukan aksi militer terhadap Suriah namun tanpa menyerang Assad yang jelas-jelas mereka yakini sebagai dalang di balik serangan senjata kimia biadab tersebut. Dengan demikian, sebenarnya apa tujuan AS dalam merencanakan intervensi militer terhadap Suriah.
Dalam sambungan telepon dengan para wartawan pada Jumat (30/8) siang, seorang pejabat senior Gedung Putih menolak untuk mengomentari mengapa informasi ini tidak mereka sebarkan untuk keselamatan rakyat Suriah.
Laporan intelijen salibis AS juga mengungkap informasi, yang selama ini mereka tutupi, bahwa Rezim Nushairiyah Suriah telah menggunakan senjata kimia mematikan selama setahun terakhir untuk mencoba merebut dan menguasai wilayah-wilayah strategis Suriah. (banan/arrahmah.com)

Sunday 1 September 2013

Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah.



Terungkap, Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah 10 bulan setelah revolusi pecah.



Senin, 26 Syawwal 1434 H / 2 September 2013 06:45
Terungkap, Inggris menjual bahan kimia kepada Suriah 10 bulan setelah revolusi pecah
LONDON (Arrahmah.com) – Inggris membiarkan perusahaan menjual bahan kimia untuk Suriah yang bisa digunakan untuk membuat gas saraf, lapor Sunday Mail kemarin (1/9/2013).
Izin ekspor untuk kalium fluoride dan sodium fluoride diberikan beberapa bulan setelah perang pecah di Suriah.
Bahan kimia ini bisa digunakan untuk membuat senjata kimia seperti sarin, dianggap sebagai gas saraf yang digunakan dalam serangan brutal di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai Mujahidin yang membunuh sedikitnya 1.600 orang termasuk ratusan anak-anak beberapa hari lalu.
Pasukan rezim kafir Assad bertanggung jawab atas serangan itu yang menyebabkan seruan untuk respon bersenjata dari negara-negara Barat.
Anggota parlemen Inggris menentang bergabung dengan Amerika dalam serangan.  Namun tadi malam, Barack Obama mengatakan ia akan meminta persetujuan Kongres untuk mengambil tindakan militer.
Lisensi ekspor kimia diberikan oleh Departemen Bisnis Inggris pada Januari 2012, 10 bulan setelah revolusi Suriah pecah.
Pemimpin SNP di Westminster, Angus Robertson mengatakan : “Saya akan membesarkan masalah ini di parlemen sesegera mungkin untuk mencari tahu pemeriksaan apa yang telah dilakukan pemerintah Inggris mengenai kemana zat-zat kimia itu pergi dan digunakan untuk apa.”
“Menyetujui penjualan bahan kimia yang bisa dikonversi menjadi senjata mematikan selama perang sipil adalah masalah yang sangat serius,” lanjutnya berargumen.
Beberapa rincian muncul pada bulan Juli lalu mengenai penjualan bahan kimia oleh Inggris ke Suriah, namun kapan ekspor tersebut dilakukan belum diketahui.
Pemerintah Inggris menolak untuk mengidentifikasi pemegang lisensi.
Bahan kimia dalam bentuk bubuk dan sangat beracun.  Profesor Alastair Hay, seorang ahli toksikologi lingkungan di Universitan Leeds mengatakan : “Mereka memiliki berbagai kegunaan industri.”
“Namun ketika anda membuat gas saraf, Anda memasukkan elemen fluoride dan itulah yang memberikan sifat racunnya.”
“Fluoride adalah kunci untuk membuat amunisi tersebut.” (haninmazaya/arrahmah.com)